MANADO,- Komite Nasional Papua Barat (KNPB)
Konsulat Indonesia memberikan pembekalan materi sejarah kemerdekaan Negara West
Papua kepada 114 Mahasiswa asal Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat di
Universitas Negeri Manado, Sabtu (25/8/2018) lalu.
Acara yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua (IMIPA)
cabang Tondano ini menghadirkan Hiskia Meage dan Chiko Wanena yang menyampaikan
materi bertajuk “history of country West Papua”.
“Kami memberikan pengetahuan tentang sejarah Papua, Pemerintah Belanda
memberikan kemerdekaan bangsa Papua di wilayah Papua Barat tahun
1961-2018. Serta gambaran bagaimana realisasinya pada Pemerintahan Indonesia
sejak era Soekarno sampai dangan Jokowi,” kata Hiskia.
Dalam memberikan materi itu ditegaskan, sejak tahun 1960 Negara Papua Barat sudah masuk dalam dekonlonisasi PBB. Pada 1961 Pemerintah Belanda memberikan kemerdekaan Bangsa Papua namun di dalam negeri, Pemerintah Indonesia secara sepihak mengagalkan Kemerdekaan Republik West Papua melalui Tiga Komando Rakyat (Trikora) tanggal 19 Desember 1961.
Penentuan pendapat rakyat (Pepera) juga tidak sesuai prosedur karena
tidak sesuai mekanisme. Terlihat dari jumlah 800 ribuan orang Papua, yang
memilih hanya 1.102 orang Papua. Untuk itulah perjuangan Papua Merdeka terus
berlanjut sampai dengan saat ini.
Ia menjelaskan, dengan diberikannya materi soal sejarah Papua, diharapkan mahasiswa Papua bisa tahu jati diri dan melakukan perjuangan secara utuh.
“Kita bisa berjuang melalui pendidikan, ekonomi, kesehatan, organisasi sosial dan organisasi politik dan mahasiswa baru bagaimana mengenal jati diri bahwa saya ini siapa? Kita adalah bangsa melanesia, kita adalah Papua dan orang Papua ditetapkan oleh Allah diatas negeri Papua itu sendiri serta mengatur nasibnya sendiri,” kata Hiskia.
Sementara itu, Chiko Wanena dalam materi lanjutan menyampaikan, aturan
dalam pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) juga tidak sesuai.
Artinya, warga Papua harus bisa menentukan nasibnya sendiri.
"Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) 1969 dilaksanakan dengan cara lokal Indonesia, yaitu musyawarah oleh 1025 orang dari total 600.000 orang dewasa laki-laki dan perempuan. Sedangkan dari 1025 orang yang dipilih untuk memilih saat itu adalah tidak sesuai," katanya Chiko.
Ketua Panitia Weranggen Jigibalom mengatakan, dalam kegiatan itu ada
lima materi yang diberikan, dan dari lima materi itu empat materi kebutuhan
organisasi dan satu materi yang dibawakan oleh KNPB Konsulat adalah kebutuhan
politik West Papua,
"Pemberian ideologi ini sangat penting. Karena setelah kuliah kita akan pulang dan berjuang. Ideologi Papua sangat penting dan melalui materi seperti itu terus mengingatkan kita kembali sebagai generasi penerus Papua untuk diperjuangkan, sebab kita adalah utusan masyarakat Papua dan utusan Gereja yang datang kuliah,” kata Weranggen. (*)
Sumber Link:
Mahasiswa dari IMIPA cabang Tondano saat
dibekali materi sejarah Kemerdekaan Papua yang diberikan oleh KNPB Konsulat
Indonesia - Piter lokon/Jubi.
0 komentar:
Posting Komentar